Jumat, 08 Mei 2020

Bagaimana Merancang Desain Pembelajaran Modern ?

Resume Materi : Merancang Desain Pembelajaran Modern
oleh Dr. Paidi
Via WA Group Asuhan Om Jay




Cara Mendesain Buku Pembelajaran.

Teknik dan pendekatan yang beliau gunakan adalah mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain  pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman (mantan rektor Universitas Terbuka) dan Dick & Carrey.


Secara umum dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran secara ilmiah dapat diliat pada bagan berikut ini:

Panduan lengkapnya ada pada penjelasan berikut ini. Mari kita menyimaknya!
1.      Langkah 1, kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut.
2.      Langkah 2, Berdasarkan data yang didapatkan dari langkah 1, selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan kita rancang.
3.      Langkah 3, Berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis  instruksional / pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
4.      Langkah 4, Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjadi target atau pemakai buku yang kita rancang.
5.      Langkah 5, Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yang di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional)
6.      Langkah 6, Melakukan penyusunan TES
7.      Langkah 7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini contoh yang diberikan dalam bentuk rancangan pembelajaran secara blended learning)
8.      Langkah 8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rowntre dan untuk bahan online bisa menggunakan teori Hannafin).
9.      Langkah 9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sebagai berikut:
ü  One-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa);
ü  One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasarkan dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah);
ü  Evaluasi Small Group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah);
ü  Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa  yang berasal dari kelompok atas, menengah dan bawah.
ü  Setiap tahapan dimulai dengan evaluasi one-to-oneevaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
ü  Khusus untuk langkah yang terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.

Contoh bahan pembelajaran yang di rancang dengan format Research dan versi penerbit adalah seperti berikut.

Demikian serangkaian materi singkat dari pak Paidi tentang sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawaban, jika tahapan di atas dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dll.

Pak Paidi pernah merancangkan sebuah desain pembelajaran untuk SMKN 1 Bengkulu, dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk mencari pola pembelajaran untuk siswanya yang melaksanakan pembelajaran di industri sekitar 6 bulan, maka saya buatkan sebuah konsep namanya blended learning dan bisa digunakan dengan media yang dipakai siswa dan guru kala itu adalah Handphone. Praktek pembelajarannya menggabungkan antara pembelajaran di classroom dengan online.

Terkait kebutuhan pakar yang dibutuhkan pada perancangan media pembelajaran, syarat seorang pakar adalah kualifikasi pendidikan sudah mencapai S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam Bukunya R&D) atau juga di kampus atau lembaga lain juga bisa selagi sudah ada bukti kepakarannya.

TES Formatif adalah 1. Evaluasi one-to-one kepada Expert (Pakar/Ahli) dan peserta didik/siswa; 2. Evaluasi small group terdiri dari 9 orang peserta didik/siswa yang berasal dari kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah; 3. Field Trial yaitu uji coba luas kepada 30 orang peserta didik/siswa yang berasal dari kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah. Sedangkan Tes Sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat oleh perancang buku tersebut.

Software atau aplikasi yang bisa digunakan merancang bahan pembelajaran adalah moodle versi 3 ke atas, software ini bersifat open source dan gratis serta mempunyai fasilitas sangat baik untuk pembelajaran dan ujian online.

Langkah-langkah mendesain cara mengembangkan blended learning ini sama dengan model Dick and Carry. Namun, bisa dikombinasikan dengan teori/model lain seperti pada langkah 8 asalkan sesuai dengan karakteristik bahan pembelajarannya.

Menyinggung research versi penerbit, maksudnya adalah penerbit biasanya ada kebutuhan tertentu yang ditetapkan oleh penerbit karena menyangkut untuk keuntungan penjualan, dll. Misalnya aturan tata cara pengetikan seperti desain cover, isi dll yang diberlakukan oleh penerbit jika buku tsb dicetak oleh Penerbit. Pihak penerbit biasanya sudah punyak team editor sendiri, sehingga buku tersebut bisa dicetak/diterbitkan.

Teori Rowntre itu adalah cara-cara untuk membuat buku yang sifatnya tercetak, sementara teori Hannafin adalah cara merancang bahan yang non cetak alias online.

Prinsip desain pembelajaran adalah bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran, yang membedakannya terletak pada isi pelajarannya.

Kelebihan desain pembelajaran dari pak Paidi adalah akan mengasilkan buku pembelajaran yang bisa dijamin kebenarannya selagi prosedur dikerjakan dengan benar. Kelebihan lain, desain pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen pendukungnya termasuk  model pembelajarannya sudah ditentukan.


Untuk media belajar Anak Berkebutuhan Khusus, bisa dicoba menggunakan desain Pengembangan Blended Learning Berbasis Handphone (BLISH), diadaptasi dari yang The Systematic Design of  Instruction (8th ed) karya Dick and Carey dimana bahan/materi buku masih dalam lingkup di SLB.

Tidak ada persyaratan minimal jumlah halaman buku yang dibuat. Intinya buku tersebut sudah mencakup semua materi hasil analisis pada langkah 3 dan 5.

Untuk pelaksanaan pembelajaran online yang sederhana dan mudah saat ini salah satunya bisa pakai WhatsApp karena hampir semua orang tua /siswa sudah familiar, disamping itu juga bisa pakai aplikasi yang sudah dimiliki sekolah. Bilamana kondisi insfrastruktur sekolah dan kemampuan orang tua memadai bisa juga menggunakan aplikasi seperti Skypemicrosoft team guna mendukung pembelajaran secara online.

Sementara pelaksanaan tes online saat ini banyak sekali aplikasi yang gratis untuk ujian online seperti FlyExam dll. Jika di sekolah memiliki SDM bidang IT yang bagus maka dapat juga mengembangkan aplikasi moodle. Aplikasi ini sangat baik untuk melaksanakan pembelajaran dan ujian online.

                        Berikutnya, contoh penerapan instruksional dalam e-learning sbb:

Karakteristik model BLISH ini adalah: a. Pembelajaran memadukan antara pembelajaran tatap muka di kelas dengan pembelajaran online yang dilengkapi dengan pedoman utk guru, dan siswa. b. Pembelajaran bisa berlangsung setiap saat. c. Guru dapat mengendalikan pembelajaran. d. Penugasan dapat dikirim ke web pembelajaran. e. Ujian dapat dilaksanakan secara online.

Untuk referensi penulisan buku bisa menggunakan artikel karya pak Paidi di Journal international ini: 1. International Journal of Engineering & Technology dengan judul “Utilization Of Mobile Phones To Apply Blended Learning At Higher Education: Computer Subject at State Vocational High School 1 BENGKULU by Paidi & Basuki Wibawa”; 2. Humanities & social sciences Reviews dengan judul “The Development of Blended Learning Based On Handphone For Computers System Subject on XI Grade Of SMKN 1 Bengkulu City by Basuki Wibawa & Paidi”.

Integrasi antara pembelajaran konvensional (tatap muka di kelas) dengan pembelajaran online dengan perangkat akses handphone. Gambarnya seperti ini.

Bahan pembelajaran yang dimaksud dalam materi ini adalah bagaimana menyiapkan proses pembelajaran sekaligus bahan pembelajaran (istilah bahan pembelajaran karena bahannya itu sengaja kita siapkan dan di rancang, beda pengertiannya dengan bahan ajar itu bahannya bisa mendapatkan darimana saja tanpa melalui sebuah proses penyiapan yang direncanakan/dirancang. Berikut ini contoh  buku sumber yang sangat populer.


Peresum 


Busahman, S.Pd
Bondowoso


4 komentar: