Resume Materi : Merancang Desain Pembelajaran Modern
oleh Dr. Paidi
Via WA Group Asuhan Om Jay
Cara Mendesain Buku Pembelajaran.
Teknik
dan pendekatan yang beliau gunakan adalah mengacu pada tokoh fenomenal bidang
desain pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman (mantan rektor
Universitas Terbuka) dan Dick & Carrey.
Panduan lengkapnya ada pada
penjelasan berikut ini. Mari kita menyimaknya!
1.
Langkah 1, kita perlu mendapatkan
data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas
materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut.
2.
Langkah 2, Berdasarkan data yang
didapatkan dari langkah 1, selanjutnya kita perlu membuat identifikasi
kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan kita rancang.
3.
Langkah 3, Berdasarkan data langkah
2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional / pembelajaran
mata pelajaran yang akan kita rancang
4.
Langkah 4, Seorang perancang perlu
mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjadi target atau
pemakai buku yang kita rancang.
5.
Langkah 5, Membuat rumusan tujuan
instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan
sumber asli yang di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional)
6.
Langkah 6, Melakukan penyusunan TES
7.
Langkah 7, Membuat perencanaan
strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini contoh
yang diberikan dalam bentuk rancangan pembelajaran secara blended learning)
8.
Langkah 8, Mengembangkan dan memilih
bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi
2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan
pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rowntre dan untuk bahan online bisa
menggunakan teori Hannafin).
9.
Langkah 9, setelah draft bahan
tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sebagai
berikut:
ü
One-to-one expert dengan
melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar
bahasa);
ü
One-to-one learner (melibatkan
3 orang siswa yang berasarkan dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah);
ü
Evaluasi Small Group (melibatkan
sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah);
ü
Field trial yaitu
tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa yang berasal
dari kelompok atas, menengah dan bawah.
ü
Setiap tahapan dimulai dengan
evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan
menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan
setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan
pembelajaran.
ü
Khusus untuk langkah yang terakhir
Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain
pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan
untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak
penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin
memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan
harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Contoh
bahan pembelajaran yang di rancang dengan format Research dan versi penerbit
adalah seperti berikut.
Demikian
serangkaian materi singkat dari pak Paidi tentang sekilas cara mendesain bahan
pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawaban, jika tahapan di
atas dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dll.
Pak
Paidi pernah merancangkan sebuah desain pembelajaran untuk SMKN 1 Bengkulu,
dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk mencari pola pembelajaran untuk
siswanya yang melaksanakan pembelajaran di industri sekitar 6 bulan, maka saya
buatkan sebuah konsep namanya blended learning dan bisa
digunakan dengan media yang dipakai siswa dan guru kala itu adalah Handphone.
Praktek pembelajarannya menggabungkan antara pembelajaran di classroom dengan online.
Terkait
kebutuhan pakar yang dibutuhkan pada perancangan media pembelajaran, syarat
seorang pakar adalah kualifikasi pendidikan sudah mencapai S3/Doktor (Pendapat
Sugiyono dalam Bukunya R&D) atau juga di kampus atau lembaga lain juga bisa
selagi sudah ada bukti kepakarannya.
TES
Formatif adalah 1. Evaluasi one-to-one kepada Expert (Pakar/Ahli) dan peserta
didik/siswa; 2. Evaluasi small group terdiri dari 9 orang peserta didik/siswa
yang berasal dari kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah; 3. Field
Trial yaitu uji coba luas kepada 30 orang peserta didik/siswa yang berasal dari
kelompok atas, kelompok menengah dan kelompok bawah. Sedangkan Tes Sumatif
dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas
kelayakan bahan yang dibuat oleh perancang buku tersebut.
Software
atau aplikasi yang bisa digunakan merancang bahan pembelajaran adalah moodle
versi 3 ke atas, software ini bersifat open source dan gratis
serta mempunyai fasilitas sangat baik untuk pembelajaran dan ujian online.
Langkah-langkah
mendesain cara mengembangkan blended learning ini sama dengan model Dick and
Carry. Namun, bisa dikombinasikan dengan teori/model lain seperti pada langkah
8 asalkan sesuai dengan karakteristik bahan pembelajarannya.
Menyinggung research versi
penerbit, maksudnya adalah penerbit biasanya ada kebutuhan tertentu yang
ditetapkan oleh penerbit karena menyangkut untuk keuntungan penjualan, dll.
Misalnya aturan tata cara pengetikan seperti desain cover, isi dll yang
diberlakukan oleh penerbit jika buku tsb dicetak oleh Penerbit. Pihak penerbit
biasanya sudah punyak team editor sendiri, sehingga buku tersebut bisa
dicetak/diterbitkan.
Teori
Rowntre itu adalah cara-cara untuk membuat buku yang sifatnya tercetak,
sementara teori Hannafin adalah cara merancang bahan yang non cetak alias online.
Prinsip
desain pembelajaran adalah bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran, yang
membedakannya terletak pada isi pelajarannya.
Kelebihan
desain pembelajaran dari pak Paidi adalah akan mengasilkan buku pembelajaran
yang bisa dijamin kebenarannya selagi prosedur dikerjakan dengan benar.
Kelebihan lain, desain pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen
pendukungnya termasuk model pembelajarannya sudah ditentukan.
Untuk media belajar Anak Berkebutuhan Khusus, bisa dicoba menggunakan desain Pengembangan Blended Learning Berbasis Handphone (BLISH), diadaptasi dari yang The Systematic Design of Instruction (8th ed) karya Dick and Carey dimana bahan/materi buku masih dalam lingkup di SLB.
Tidak
ada persyaratan minimal jumlah halaman buku yang dibuat. Intinya buku tersebut
sudah mencakup semua materi hasil analisis pada langkah 3 dan 5.
Untuk
pelaksanaan pembelajaran online yang sederhana dan mudah saat
ini salah satunya bisa pakai WhatsApp karena hampir semua orang tua /siswa
sudah familiar, disamping itu juga bisa pakai aplikasi yang sudah dimiliki
sekolah. Bilamana kondisi insfrastruktur sekolah dan kemampuan orang tua
memadai bisa juga menggunakan aplikasi seperti Skype, microsoft
team guna mendukung pembelajaran secara online.
Sementara
pelaksanaan tes online saat ini banyak sekali aplikasi yang
gratis untuk ujian online seperti FlyExam dll. Jika di sekolah
memiliki SDM bidang IT yang bagus maka dapat juga mengembangkan aplikasi moodle.
Aplikasi ini sangat baik untuk melaksanakan pembelajaran dan ujian online.
Berikutnya,
contoh penerapan instruksional dalam e-learning sbb:
Karakteristik model BLISH ini adalah: a. Pembelajaran memadukan antara pembelajaran tatap muka di kelas dengan pembelajaran online yang dilengkapi dengan pedoman utk guru, dan siswa. b. Pembelajaran bisa berlangsung setiap saat. c. Guru dapat mengendalikan pembelajaran. d. Penugasan dapat dikirim ke web pembelajaran. e. Ujian dapat dilaksanakan secara online.
Untuk
referensi penulisan buku bisa menggunakan artikel karya pak Paidi di Journal
international ini: 1. International Journal of Engineering & Technology
dengan judul “Utilization Of Mobile Phones To Apply Blended Learning At Higher
Education: Computer Subject at State Vocational High School 1 BENGKULU by Paidi
& Basuki Wibawa”; 2. Humanities & social sciences Reviews dengan judul
“The Development of Blended Learning Based On Handphone For Computers System
Subject on XI Grade Of SMKN 1 Bengkulu City by Basuki Wibawa & Paidi”.
Integrasi
antara pembelajaran konvensional (tatap muka di kelas) dengan
pembelajaran online dengan perangkat akses handphone. Gambarnya
seperti ini.
Bahan
pembelajaran yang dimaksud dalam materi ini adalah bagaimana menyiapkan proses
pembelajaran sekaligus bahan pembelajaran (istilah bahan pembelajaran karena
bahannya itu sengaja kita siapkan dan di rancang, beda pengertiannya dengan
bahan ajar itu bahannya bisa mendapatkan darimana saja tanpa melalui sebuah
proses penyiapan yang direncanakan/dirancang. Berikut ini
contoh buku sumber yang sangat populer.
Peresum
Busahman,
S.Pd
Bondowoso