bersama Om Jay yang ganteng
3 Bumbu Dasar Membuat Tulisan Seenak Burger
Semua
orang bisa menulis, tapi menulis apa dulu ? Apakah menulis status di WA,
facebook, atau menulis cerpen, artikel, dan karya ilmiah lainnya ? Mengapa
penulis menanyakan hal tersebut ?
Kali
ini, penulis akan berbagi tentang cara menulis yang seharusnya dipahami dan
dilakukan oleh para penulis. Karena sejatinya, menulis itu bukan hanya menyalin
ide dalam bentuk visual (tulisan), namun juga merupakan bagian dari aktualisasi
dan ekspresi diri.
Ketika
seorang penulis sudah terbiasa menulis setiap hari, maka jam terbangnya pun
akan semakin tinggi dan tentunya penulis tersebut akan mendapatkan spot – spot
terbaik yang dapat dituangkannya dalam bentuk tulisan. Tetapi, ibarat memasak,
menulis itu bukanlah proses satu kali belajar menulis. Perlu banyak latihan dan
bahkan perlu adanya pengalaman belajar terutama dalam mengenal 3 bumbu dasar
untuk membuat tulisan yang enak dibaca. Jadi, memang betul jika dikatakan bahwa
semua orang bisa menulis, namun belum tentu semua orang bisa menulis sesuai
dengan dasar – dasar menulis yang benar.
Dalam kegiatan belajar menulis gelombang 4 tadi
malam, kami mendapatkan materi yang sangat luar biasa. Sebuah pemaparan tentang
dasar – dasar menulis: Kata, kalimat, dan paragraf, bersama Bapak. Imam Fitri
Rahmadi. Beliau adalah peramu 3 Bumbu Dasar untuk menulis.
Profil
Singkat Peramu 3 Bumbu Dasar Menulis
3 Bumbu
Dasar Menulis
Pemilihan Kata
Coba
perhatikan tiga kalimat berikut ini :
- Ibu guru sedang ngobrol – ngobrol dengan kepala sekolah.
- Ibu guru sedang berbincang – bincang dengan kepala sekolah.
- Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Perhatikan
kata yang ditebalkan pada kalimat di atas ! Ketiga kata tersebut mempunyai arti
yang sama yaitu bertukar ide / informasi. Namun, mempunyai suasana yang
berbeda. Kata ngobrol – ngobrol terasa lebih personal, kata berbicara terasa
lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.
Contoh
berikutnya yaitu dalam penyebutan kata ganti orang pertama tunggal. Jika kita
menulis cerita fiksi, kita bisa menggunakan kata ganti Aku atau Gue, untuk menimbulkan kesan lebih
personal. Namun, untuk penulisan yang lebih formal, seorang penulis dapat
menyebutkan kata “Saya”. Sedangkan dalam penulisan akademik, seorang penulis
dapat mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan menghilangkan kata ganti
orang. Lihat contoh berikut :
Kalimat
“Saya melakukan penelitian ini untuk mendeskripsikan ….” Diganti dengan kalimat
“Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan ….”
Intinya,
pemilihan kata sangat tergantung dari tujuan penulisan kata tersebut, apakah
untuk kepentingan personal, formal, atau akademik ?
Penulisan Kalimat
Kapan
terakhir kali Anda belajar tentang pola kalimat ? Mulai dari kalimat sederhana,
gabungan / majemuk, kompleks, dan campuran ? Pada saat duduk di bangku sekolah
dulu, Penulis sangat senang belajar Bahasa Indonesia. Apalagi tentang Bahasa
dan Sastra. Namun, jika sudah belajar tentang Tata Bahasa, penulis merasa
kurang bersemangat dalam belajar.
Penulis
menganggap bahwa tata bahasa ini bukanlah sesuatu yang penting untuk
dipelajari, namun ternyata anggapan ini keliru. Sekarang penulis menyadari
bahwa tata bahasa adalah hal dasar yang harus dikuasai oleh seorang penulis.
Ketika
kita membaca tulisan orang lain, terutama yang ditulis di blog, pasti kesan
berikutnya setelah judul adalah body dari blog itu sendiri, maksudnya adalah
isi tulisannya. Secara sekilas, kita melihat bagaimana blogger menyajikan ide –
idenya dalam bentuk paragraf demi paragraf. Setelah itu baru kita masuk pada
tahap membaca tulisan itu kalimat per kalimat.
Macam – Macam Kalimat dan Contohnya :
- Kalimat sederhana
Kalimat sederhana disebut juga kalimat tunggal. Pola kalimatnya
terdiri dari Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K). Pola
kalimat yang paling sederhana sekurang – kurangnya terdiri dari Subjek (S) dan
Predikat (P). Contohnya : Adik Tidur. Dst.
- Kalimat majemuk
Terdiri dari 4 macam kalimat, yaitu :
a. Kalimat majemuk setara
b. Kalimat majemuk rapatan
c. Kalimat majemuk bertingkat
d. Kalimat majemuk campuran
- Kalimat gabungan
Merupakan gabungan dua kalimat atau lebih yang digabungkan dengan
menggunakan kata – kata berikut : untuk, dan, maupun, tetapi, atau, namun,
sehingga. Contohnya : Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
- Kalimat kompleks
Merupakan gabungan dua kalimat atau lebih yang digabungkan dengan
menggunakan kata – kata berikut : ketika, setelah,
Contoh : Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
5. Kalimat campuran
Merupakan
campuran dari kalimat gabungan dan kalimat kompleks.
Contoh : Saya membaca
tulisan di blog untuk menambah
pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika
sedang bekerja dari rumah.
Jika kita ingin menulis cerita yang menarik dan tidak monoton,
maka kita harus bisa menampilkan kalimat – kalimat yang bervariasi seperti di
atas. Caranya : tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru
kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya.
Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis
sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk
menuliskan gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada
beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan
konjungsi atau kata penghubung.
Contoh penggunaan kalimat bervariasi dalam paragraf :
Bekerja dari rumah memiliki
kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi,
bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal
jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah
justru waktu menjadi lebih fleksibel dan
lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain
itu, bekerja dari rumah bukan hanya
dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Penyusunan Paragraf
Bumbu
dasar ketiga yang dibutuhkan untuk menulis adalah penyusunan paragraf. Paragraf
merupakan kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence)
sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas
(supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok.
Penulis
sering mendapati pembahasan mengenai ide pokok pada muatan pelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas IV SD. Biasanya setelah disajikan sebuah bacaan yang terdiri
dari beberapa paragraf, siswa diminta untuk mencari ide pokok dari paragraf
tersebut. Berdasarkan pengamatan, biasanya ide pokok terdapat di bagian awal
paragraf. Jenis paragraf seperti ini disebut paragraf deduktif. Penulis merasa
heran mengapa di SD, jenis paragraf yang digunakan adalah paragraf deduktif ?
Ternyata manfaat dari paragraf deduktif adalah supaya menarik minat pembaca di
bagian awal paragraf dan memudahkan siswa untuk memahami isi bacaan yang ada
pada paragraf tersebut.
Jenis
paragraf yang lain adalah paragraf induktif. Pada paragraf induktif, ide pokok
terdapat di bagian akhir paragraf. Untuk bisa mendapatkan kesimpulan, pembaca
harus membaca seluruh kalimat dalam paragraf terlebih dahulu.
Sebenarnya
ada cara mudah untuk membuat kalimat topik sebagai gagasan utama dalam sebuah
paragraf, yaitu dengan meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada
setiap kalimat topik. Contohnya : Pencegahan virus corona dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Maka ide pengontrolnya adalah berbagai cara pencegahan
virus, sehingga kalimat – kalimat penjelas dalam paragraf ini harus memberikan
informasi tentang apa saja cara untuk pencegahan virus ini.
Tips Menulis
Menggunakan 3 Bumbu Dasar
1.
Perbanyak membaca sebelum menulis, membaca akan
membangkitkan inspirasi
2.
Carilah niche atau topik yang orisinil (belum ditulis oleh
orang lain)
3.
Berlatihlah menggunakan konjungsi antarkalimat
4.
Awali menulis paragraf dengan pertanyaan “Apa / Mengapa”
dari kalimat topik dan “Jika”.
5.
Gunakan susunan “Burger” dalam menyusun paragraf
Paragraf yang baik terdiri dari : Ide pokok, Kalimat penjelas, dan
Kesimpulan
6. Gunakan diksi yang tepat sesuai tujuan penulisannya, apakah
personal, formal atau akademik ? Selain itu, pemilihan kata juga perlu
disesuaikan dengan target pembaca.
7. Gunakan 6 prinsip pemilihan kata sbb :
a. Kata yang mudah dipahami
b. Kata yang menunjukkan arti specific
c. Kata yang kuat
d. Kata bercetak miring
e. Hindari menggunakan kata yang berlebihan
f. Hindari kata yang absolut / mutlak
8.
Perhatikan struktur penulisan artikel berikut : Judul,
pengenalan topik, isi, kesimpulan
9.
Patuhi kaidah penulisan menurut PUEBI
10. Belajarlah menghargai tulisan
sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar